Makalah Miskomunikasi Dalam Organisasi
TUGAS KOMUNIKASI
BISNIS
“ANALISIS KASUS MISKOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI”
Yang Disusun :
Filicia (1519210035)
Dosen Pembimbing :
Charisma Ayu Pramuditha, M.HRM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
MULTI DATA PALEMBANG
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNYA saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Dalam
proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Charisma Ayu Pramuditha, M.HRM selaku Dosen Komunikasi Bisnis Multi Data Palembang.
Besar harapan saya, Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir
kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Palembang, 08 Oktober
2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Miskomunikasi banyak terjadi di mana-mana, contohnya dalam
dunia bisnis. Kasus miskomunikasi dalam dunia bisnis menjadi hal yang wajar
pada masa kini, sering kita menyaksikan berita di televisi atau saat membaca
koran ada saja berita tentang kesalahpahaman karyawan kepada atasan yang mengakibatkan
mangkir kerja atau bahkan berunjuk rasa kepada atasan.
Seperti halnya pada kasus “ 3000 karyawan PT Freeport tidak
lagi bekerja dan dianggap mengundurkan diri secara sukarela lantaran mangkir
kerja dan berunjuk rasa” berikut ini.
PT
Freeport Indonesia, bergerak dalam bidang ekspor konsentrat tembaga mengalami permasalahan
antara perusahaan dan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan adanya
miskomunikasi antara perusahaan dengan karyawan yaitu Sebanyak 3000 karyawan berunjuk rasa menganggap perusahaan memutuskan
hubungan kerja tetapi kebenarannya 3000 karyawan tersebut mangkir kerja selama
5 hari berturut-turut dan pihak perusahaan sudah memanggil karyawan yang
bersangkutan untuk dimintai penjelasan tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja
bersama hal itu dianggap mengundurkan diri secara sukarela.
Ribuan karyawan PT Freeport di Timika, Papua menolak
kebijakan merumahkan perkerja dan tak memberikan sanksi terhadap pekerja yang
meninggalkan lokasi tambang. Pihak perusahaan membenarkan adanya sekitar 2000
karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktivitas produksi konsentrat tembaga
perusahaan dalam beberapa bulan terakhir hal ini diakibatkan terbitnya larangan
ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1 tahun 2017 dan PT Freeport tidak diizinkan mengekspor
konsentrat tembaga dengan status operasi Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan
tersebut dapat mengekspor konsentrat tembaga jika mengubah status operasi
menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan membangun smelter.
Dalam kasus ini kita dapat melihat miskomunikasi antara pihak perusahaan dan karyawan yang berdampak
buruk bagi kelangsungan bisnis perusahaan untuk itu sebaiknya kasus
miskomunikasi atau kesalahpahaman dihindari .
BAB II
ISI
Analisis
Kasus
Miskomunikasi pada kasus di atas adalah :
Miskomunikasi pada kasus di atas adalah :
pada kasus PT Freeport Indonesia dan Karyawan terjadi
kesalahpahaman karena yaitu 3000 karyawan berunjuk rasa menganggap
perusahaan memutuskan hubungan kerja tetapi sebenarnya 3000 karyawan tersebut
mangkir kerja selama 5 hari berturut-turut dan pihak perusahaan sudah memanggil
karyawan yang bersangkutan untuk dimintai penjelasan tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja
bersama hal itu dianggap mengundurkan diri secara sukarela . Pihak perusahaan
membenarkan adanya sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya
aktivitas produksi konsentrat tembaga perusahaan dalam beberapa bulan terakhir
hal ini diakibatkan terbitnya larangan ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1
tahun 2017 dan PT Freeport tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan
status operasi Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan tersebut dapat mengekspor
konsentrat tembaga jika mengubah status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK) dan membangun smelter.
Cara
penyelesaian masalah tersebut :
1. Membentuk suatu sistem informasi
yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.
2. Sebaiknya untuk selanjutnya membuat surat
peringatan/teguran kepada karyawan yang
mangkir kerja tersebut dan mengingatkan kembali perjanjian kerja bersama yang
telah karyawan tersebut tanda tangani.
3. Buatlah komunikasi dua arah antara atasan
dan bawahan menjadi lancar dan harmonis untuk mengurangi masalah lapangan misalnya
membuat rapat rutin membahas permasalahan berkurangnya aktivitas produksi
konsentrat tembaga yang disebabkan akibat larangan ekspor konsentrat dan tidak
membangun smelter untuk mencari solusi
yang terbaik terhadap masalah ini.
4. Membuat sanksi bagi karyawan yang
meninggalkan lokasi tambang.
5. Perusahaan sebaiknya cepat mengubah
status operasi Kontrak Kerja menjadi status operasi menjadi Izin Usaha
Pertambangan Khusus dan membangun smelter sehingga perusahaan dapat mengekspor
konsentrat tembaga dan perusahaan dapat kembali meningkatkan produksi dan
membuka lapangan bagi masyarakat.
6. Melakukan perundingan
antara pihak pimpinan perusahaan dan para karyawan yang akan di PHK.
Perundingan tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memperoleh keputusan yang
optimal, yakni apabila tetap melakukan PHK maka para karyawan harus dipenuhi
terlebih dahulu haknya seperti halnya uang pesangon sisa mereka bekerja. Namun
apabila keputusan untuk melakukan PHK dibatalkan maka tempatkan kembali para
karyawan di posisi kerja mereka masing-masing dan berikan motivasi kepada
setiap pekerja agar dapat kembali bekerja secara maksimal agar dapat memajukan
perusahaan.
7. Beri pelatihan dalam hal komunikasi
kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru
bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di
suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang
kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi lingkungan juga harus di perhatikan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari contoh kasus diatas
menggambarkan bahwa miskomunikasi dalam
suatu organisasi mutlak dapat terjadi, sekarang tinggal bagaimana suatu
organisasi mengantisipasi dan meminimalisir akan hal tersebut pada antar lini
organisasinya, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh miskomunikasi ini tidak
terlalu buruk bagi organisasi.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, 8 Juni 2017. Ribuan Karyawan
Terdampak, hlm.18.
75
BalasHapusje401 on running uk,caterpillarskor,caterpillarbotasargentina,gymsharksalenederland,xn--mizunocip-8yb,keen zapatos,asics adidasi,altrashoesnederland,gymshark uae jb380
BalasHapusyt466 superga 2750,zavetti canada vest,superga tenisky,musto schuhe,campersouthafrica,outdoor research foray,fila srbija,hoodrich schweiz,guess watches australia kv622
BalasHapus